Pulau Bali yang dikenal oleh dunia
sebagai pulau seribu pura, sebutan itu tidaklah berlebihan karena pada pulau Bali
terdapatnya banyak pura, baik pura besar ataupun pura kecil yang tersebar
diseluruh wilayah Bali mulai dari pesisir pantai sampai pegunungan terdapat
pura sebagai tempat memuja kemahakuasaan Ida Hyang Widhi Wasa Wasa. Terdapatnya
banyak pura juga memberikan dampak menambah keindahan pulau Bali karena
memiliki charisma dan daya tarik spiritual, hal ini disebabkan hampir setiap
hari umat Hindu mempesembahkan yadnya kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, hal ini secara tidak langsung akan menambah kesan magis
yang sangat spiritual sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali dan
kagum akan keindahan budaya Bali yang dibalut dengan system keagamaan Hindu
yang kental.
Sebagaimana
yang disebutkan diatas pulau Bali memiliki ribuan pura yang tersebar diseluruh
wilayah pulau Bali pura yang jumlahnya ribuan ini dibagi menjadi beberapa
golongan, karena pada kenyataannya tidak semua pura merupakan tempat pemujaan
bagi setiap orang, yang kemungkinan pura tersebut merupakan tempat pemujaan
sekelompok orang/masyarakat yang menganggap dirinya tunggal sesuhunan/
penyungsungan (Soekomo : 1974 ; 310-311).
Berdasarkan maasyarakat penyungsung
pura di Bali pura daapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Pura
Kawitan yaitu pura tempat pemujaan yang berdasarkan wit/asal karena faktor
geneologis, misalnya : Sanggah/ Merajan, Dadya, Pura Ibu, Kawitan.
2. Pura
Swagina yaitu pura yang pemujaannya berkaitan dengan olah profesi yang sama
dalam satu sistem mata pencaharian, misalnya : Pura Melanting, Pura Subak/Dugul
3. Pura
Kahyangan Tiga yaitu pura yang terdapat pada masing-masing desa pakraman yang
penyungsungnya adalah warga masyarakat yang ada di wilayah desa pekraman
tersebut, pura yang termasuk pura kahyangan tiga adalah : pura desa sebagai
tempat memuja manifrestasi Ida Hyang Widhi Wasa sebagai Dewa Brahma, pura puseh
sebagai tempat memuja manifrestasi Ida Hyang Widhi Wasa sebagai Dewa Wisnu dan
pura dalem sebagai tempat memuja manifrestasi Ida Hyang Widhi Wasa sebagai Dewa
Siwa.
4. Pura
Kahyangan Jagat yaitu pura umum sebagai tempat memuja Ida Hyang Widhi Wasa
dalam segala manifrestasi-NYA.
Dari
klasifikasi tersebut salah satu pura yang tergolong pura kahyangan jagat adalah
Pura Luhur Gria Taman Sari yang terletak di banjar Apit yeh, desa bangli,
kecamatan baturiti, kabupaten tabanan, Bali. Kendati Pura Luhur Gria Taman Sari
tidak sepopuler kahyangan-kahyangan jagat agung seperti : Pura Lempuyang, Pura
Besakih, Pura Batur, Pura Lempuyang dll, namun Pura Luhur Gria Taman Sari
memiliki daya tarik spiritual dan keindahan alam pedesaan yang masih asri.
1
2.1 Karakteristik
Pura Luhur Gria Taman Sari
a. Letak
geografis Pura Luhur Gria Taman Sari
Pura
Luhur Gria Taman Sari terletak di sebelah barat
laut Dusun Apit yeh, Desa Bangli Kecamatan Baturiti, KabupatenTabanan – Bali.
Pura tersebut tepat berada disebelah selatan Pura Pucak Padang Dawa yang berjarak kurang lebih 150 meter. Lingkungan alam sekitar pura berupa
sawah dan ladang/lahan kering, sungai dan nampak dengan jelas barisan bukit
yang menambah indahnya pemandangan di Pura Luhur Gria
Taman Sari. Suasana pedesaan yang sangat kental terasa saat di pagi hari disaat
dimana masyarakat banjar Apit yeh yang sebagian besar berprofesi sebagai petani
berangkat ke sawah ataupun ke ladang, masyarakat menjalani kehidupan bertani bukan
hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup namun juga sebagai menjalankan
swadharmanya sebagai manusia yang sangat berperan dalam menentukan hidup dan
matinya bangsa ini. Kawassan di sekitar Pura Luhur Gria Taman Sari sangatlah
subur dengan pengairan yg cukup setiap tahunnya sehingga cocok untuk sector
pertanian dan perternakan terdapatnya bebatuan vulkanik yang muncul kepermukaan
tanah, yang secara geografi menunjukan pertanda alam pegunungan, dimana bagi
masyarakat Bali gunung dipandang sebagai tempat yang suci, sehingga menjadikan kesucian
Pura Luhur Gria Taman Sari tetap terjaga.