Tuesday, 1 September 2015

Cuntaka menurut Hindu


Masyarakat Hindu, khususnya di Bali mengenal istilah  cuntaka/ sebel. Dimana orang yang dalam keadaan cuntaka/sebel ini tidak diperbolehkan untuk memasuki tempat suci, cuntaka itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak suci menurut pandangan Agama Hindu.
Penyebab terjadinya cuntaka, pada umumnya cuntaka disebabkan

Wednesday, 29 April 2015

Yama dalam Astangga Yoga



Ada banyak jalan untuk mencapai kebenaran tertinggi. Jalan yang berbeda-beda itu tampakanya memiliki tujuan yang sama yaitu sebuah penyatuan tertinggi antara Atman dengan Brahman. Salah satu jalan yang dapat digunakan oleh manusia adalah yoga. Yoga secara harfiah berasal dari suku kata “yuj” yang memiliki arti menyatukan atau menghubungkan diri dengan Tuhan. Yoga juga berarti pengekangan gelobang-gelombang otak dan focus kehadapan sang pencipta. Yoga sendiri dipelopori oleh seorang maharsi yang bernama maharsi patanjali, maharsi patanjali mengajarkan yoga dilaksanakan dengan delapan tahap yang disebut dengan astangga yoga.
Bagian-bagian astangga yoga yaitu:
1.      Yama
Kontrol etis, perlakuan kita terhadap faktor eksternal dalam kehidupan

Tuesday, 21 April 2015

Sinopsis Ramayana






SAPTA KANDA RAMAYANA
            Ramayana merupakan salah epos yang menceritakan riwayat perjalanan Rama atau yang sering di kenal dengan gelar Ramadewa, Rama sebagai tokoh utama dalam epos tersebut adalah salah satu penjelmaan Dewa Wisnu yang di sebut sebagai Awatara Wisnu yang ke tujuh. Kitab Ramayana ditulis oleh maharsi walmiki yang diperkirakan selesai ditulis tahun 500 SM. Di duga ceritanya telah popular 3100 SM. Oleh karena ceritanya yang sangat menarik, penuh idealisme, pendidikan moral dan kepahlawanan serta dibawakan dengan gaya Bahasa yang baik, menyebabkan Ramayana menjadi sebuah epos yang banyak dipelajari diseluruh dunia, pengaruhnya tersebar hampir di seluruh asia dan dipahatkan sebagai hiasan candi.
             Keahlian Maharsi Walmiki adalah memahami perasaan manusia secara mendalam, walaupun dalam penggambarannya beliau lebih banyak mempergunakan ragam bahasa. Penggambaran social budaya, kondisi politik dan pemerintahan pada masa itu sangat jelas kepada kita. Demikian pula masalah-masalah yang umum dihadapi oleh manusia maupun oles suatu bangsa semua itu digambarkan dalam Ramayana seolah-olah benar-benar hidup.
            Di Indonesia Ramayana digubah menjadi bentuk kekawin yang ditulis dengan bahasaa